
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merasa cemas tentang kehamilan dan melahirkan merupakan hal yang cukup umum dialami perempuan. Kecemasan ini biasanya muncul karena kekhawatiran tentang nyeri kontraksi hingga ketidakpastian dalam proses melahirkan.
Namun pada sebagian perempuan, kecemasan dan ketakutan ini terasa luar biasa hingga mempengaruhi fungsi kehidupan sehari-hari. Ketakutan berlebih akan kehamilan dan melahirkan ini bahkan dapat membuat sebagian perempuan merasa benci dan muak terhadap kehamilan. Ketakutan berlebih akan kehamilan dan proses melahirkan ini dikenal dengan tokophobia.
Tokophobia dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu tokophobia primer dan tokophobia sekunder. Tokophobia primer terjadi pada perempuan yang belum pernah melahirkan sebelumnya. Pada perempuan-perempuan ini, ketakutan akan kehamilan dan melahirkan datang dari pengalaman traumatis di masa lalu.
Salah satu pengalaman traumatis yang mungkin memicu terjadinya tokophobia primer adalah kekerasan seksual di masa lalu. Hal lain yang mungkin memicu timbulnya tokophobia primer adalah pengalaman menyaksikan sendiri atau mendengar cerita mengenai proses melahirkan yang sulit.
Tokophobia sekunder terjadi pada perempuan yang sudah pernah melahirkan. Biasanya, mereka memiliki pengalaman melahirkan yang traumatis sehingga mereka takut untuk hamil dan melahirkan lagi.
Penelitian menunjukkan bahwa tokophobia mungkin dialami sekitar 2,5-14 persen perempuan. Beberapa peneliti lain meyakini bahwa tokophobia mungkin dialami hingga 22 persen perempuan.
Tingkat keparahan tokophobia yang dialami perempuan bisa sangat berbeda. Sebagian perempuan mungkin hanya mengalami tokophobia ringan. Sedangkan sebagian perempuan lain bisa mengalami tokophobia berat. Perempuan dengan tokophobia juga sangat mungkin untuk mengalami kecemasan, depresi hingga masalah kesehatan lain.
Penelitian mengungkapkan bahwa beberapa perempuan dengan tokophobia cenderung menghindari kehamilan. Sebagian mereka bahkan akan mempertimbangkan untuk menggugurkan kandungan jika hamil.
Tak jarang, perempuan dengan tokophobia yang hamil akan memilih proses melahirkan dengan cara caesar dibandingkan proses melahirkan normal. Sebagian perempuan juga mengalami ketakutan dan kecemasan tentang proses kehamilan. Mereka mengalami kesulitan untuk menghadapi pergerakan bayi di dalam kandungan.
Selain ketakutan akan kehamilan dan proses melahirkan, tokophobia juga dapat disertai beberapa gejala lain. Misalnya, kecemasan, insomnia, sulit tidur, gangguan makan hingga depresi setelah melahirkan.
Salah satu konsekuensi dari tokophobia adalah proses melahirkan yang lebih lama. Kondisi ini akan membuat proses melahirkan membutuhkan lebih banyak obat bius maupun bantuan alat forceps atau ventouse. Semua ini dapat memberikan implikasi baik terhadap si perempuan maupun bayi yang dilahirkan.
Pascamelahirkan, perempuan dengan tokophobia cenderung memiliki hubungan yang kurang dekat dengan bayi mereka. Kesulitan saat proses melahirkan juga akan emmbuat perempuan lebih takut untuk hamil lagi.
Menghadapi Tokophobia
Seperti dilansir Mail Online, penanganan tokophobia memerlukan pendekatan dan perhatian yang konsisten terhadap penderitanya. Anggota keluarga di sekitar perempuan dengan tokophobia perlu memberikan perhatian sebagai bentuk dukungan.
https://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/18/08/21/pdswmg349-mengenal-tokophobia-fobia-hamil-yang-banyak-diderita-wanita
No comments:
Post a Comment