TRIBUNNEWS.COM - Banyaknya titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat disebabkan oleh kebiasaan masyarakat membakar hutan sebelum membuka lahan.
Dilansir TribunWow.com dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) www.bnpb.go.id pada Kamis (23/8/2018), Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya, Kalimantan Barat dan lainnya mempunyai tradisi 'gawai serentak' yakni kebiasaan persiapan musim tanam dengan membuka lahan dekan cara membakar lahan.
Padahal pemerintah daerah telah melarang praktik tersebut.
Aparat kepolisian terus meningkatkan patroli dan penegakan hukum kepada siapa saja yang sengaja membakar hutan dan lahan untuk membuka lahan.
Sosialisasi terus ditingkatkan agar tidak ada pihak yang sengaja membakar hutan dalam pembukaan lahan.
BNPB mengerahkan 10 helikopter untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat.
BNPB dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus membuat hujan buatan atau teknologi modifikasi menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI Angkatan Udara.
5 ton bahan semai Natriun Clorida (caCl) ditaburkan pada awan-awan yang berpotensi hujan.
Hal ini menyebabkan beberapa hari turun hujan dan mengurangi jumlah kebakaran yang ada.
http://www.tribunnews.com/regional/2018/08/24/tradisi-gawai-serentak-dituding-jadi-alasan-banyaknya-titik-panas-kebakaran-hutan-di-kalbar
No comments:
Post a Comment